Oleh Ida Liana, M.Pd
Ketika duduk di sekolah dasar, aku mempunyai seorang guru yang cantik, ramah serta keibuan bernama ibu Zirzia Etty Reza, mengajarnya bagus dan mudah dimengerti sampai sekarang aku masih ingat bagaimana dia mengajar, Dia adalah guru favorit dan menjadi guru idolaku, ketika kecil aku bercita-cita ingin menjadi guru seperti dia. Karena dengan menjadi seorang guru, aku dapat beramal untuk dunia maupun akhirat.
Guru merupakan pahlawan tanpa
tanda jasa, dan mungkin
tanpa ada guru saya dan semua orang yang lainnya tidak mengerti huruf dan angka,
dan
juga tidak bisa menulis dan membaca. Guru adalah pekerjaan yang sangat
mulia. Semua menjadi manusia-manusia yang
berguna dengan adanya guru. Guru
membentuk watak bangsa
serta mengembangkan potensi
siswa. Guru memiliki peranan yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan pendidikan. Guru
Lulus SMA tahun 1990 aku ikut Sepenmaru mengambil jurusan Bahasa Inggris di Fakultas keguruan Universitas Sriwijaya Palembang. Tapi sayang keberuntungan belum menjadi milikku, aku tidak lulus, Tahun 1991 aku ikut Sepenmaru kembali dan mengambil jurusan yang sama, sayang aku kembali tidak lulus. Kegagalanku ke dua kalinya tidak membuatku putus asa, aku tetap ingin menjadi seorang guru, di rumah aku menjadi guru untuk keponakan-keponakanku dengan mengajari mereka setiap malam, membantu mereka mengerjakan PR dan persiapan untuk ulangan.
Tahun 1993
kakakku menawarkanku
untuk ikut seleksi masuk SGPLB di Bandung. Walaupun aku
tidak tahu apa kepanjangan SGPLB, yang ku tahu adalah kelak aku menjadi seorang guru yang sesuai dengan cita-citaku. Dan aku bisa sekolah
di pulau Jawa keluar dari
kotaku yaitu kota Palembang, Setelah satu bulan
aku
kuliah di SGPLB Bandung
baru aku menyadari kalau SGPLB adalah sekolah
guru
khusus untuk anak-anak luar
biasa
atau anak-anak cacat. Tahun 1994 kebijakan pemerintah untuk menghapus sekolah SGPLB
Bandung dengan
mengintegrasikan ke IKIP Bandung di jurusan PLB, semua itu adalah anugrah
tuhan yang mana cita-citaku yang ingin menjadi sarjana guru tercapai.
Yang membuatku tambah betah kuliah di jurusan Pendidikan Luar Biasa (PLB), Kami ternyata tidak hanya menerima materi perkuliahan tentang pendidikan, kami juga belajar tentang anatomi tubuh, neurologi, anatomi mata, anatomi telinga, psikologi dan psikiater. Perkuliahan dilaksanakan di RSHS Bandung, RS Jiwa dan di klinik-klinik dokter, yang semua materi perkulihan tersebut diajarkan oleh Dosen luar biasa yang semuanya adalah dokter-dokter senior.
Kesempatan kuliah di IKIP Bandung tidak aku sia-siakan, aku belajar dengan tekun dan alhamdulilah hasil Indek Prestasi ku tiap semester di atas 3.00. Dengan Indek Prestasiku diatas 3,00 aku mengajukan beasiswa supersemar dan beasiswa-beasiswa lainnya. Alhamdulilah, semua aku dapatkan. Selain itu aku dipercaya oleh seorang dosen untuk membantu mengajar di sekolah SMP Plus miliknya.
Lulus tahun 1999 dengan hasil yudisium peringkat pertama dan IPK 3, 47 aku resmi menjadi seorang sarjana dengan predikat nilai sangat memuaskan. Aku sangat bersykur kepada Allah Karena berhasil membuat bangga keluargaku. Sungguh impian yang indah menjadi guru sesuai dengan cita-citaku ketika kecil. Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa. Menurutku predikat pahlawan sangat patut untuk diberikan kepada mereka yang telah mendidik kita selama ini. Aku menghargai mereka, terutama guru-guru sekolah dasarku.
Dan di tahun yang sama aku memutuskan untuk menikah, tahun 2000 aku ikut suami dan pindah ke Sumedang. Sungguh impian yang indah. Tahun 2002 aku memutuskan untuk menjadi tenaga sukwan di SLBN B Pembina Sumedang. Aku mengabdi sebagai guru sukwan di SLB selama 2 tahun tanpa dibayar atau tidak menerima gaji sepeserpun. Namun, jika dijalani dengan hati yang tulus semua terasa ringan. Aku menemukan kebahagiaan dari pekerjaan baruku ini. Menjadi guru bagi anak-anak berkebutuhan khusus mengajarkanku tentang arti mensyukuri nikmat. Aku jadi lebih banyak bersyukur dengan segala nikmat yang kudapatkan dari Tuhan..
Tahun 2004 pemerintah mengadakan seleksi guru bantu dengan honor 400 ribu perbulan, alhamdulilah aku lulus, dan tahun 2006 pemerintah mengadakan seleksi CPNS, Alhamdullilah aku lulus juga, mungkin ini rezeki dari tuhan karena keiklasan dan keridhoanku mengabdi sebagai tenaga sukwan tanpa dibayar. Serta kecintaanku kepada murid-muridku yang berkebutuhan khusus.
Tidak mudah
menjadi seorang guru
pendidikan khusus atau
anak cacat, Kita tidak hanya pintar tetapi harus
mampu menciptakan metode dan trik khusus untuk
mengajar mereka. Anak berkebutuhan khusus
atau anak cacat berbeda dengan anak normal. Karakteristik mereka mereka bermacam-macam, salah satu karakteristik
yang menonjol
dari anak berkebutuhan
khusus adalah bila dia menyukai seorang guru, Dia hanya ingin guru yang dia sukai yang mengajarnya dan tidak mau ke guru
yang lain. Guru yang professional memiliki keakraban dengan siswa-siswinya,
memiliki komunikasi yang
baik terhadap siswa-siswinya, membuat suasana kelas nyaman
dan mengasikan.
Suatu kebanggaan sebagai guru pendidikan khusus atau anak cacat bila melihat muridku dapat melakukan sesuatu, walaupun itu sangat sederhana dimata anak normal tetapi suatu yang luar biasa bagi murid-muridku berkebutuhan khusus/anak cacat, membuat mereka bisa percaya diri. Misalnya untuk anak tunagrahita, tunanetra, tunadaksa bisa memakai baju sendiri dan melakukan aktivitas sehari-hari sendiri tanpa dibantu.
Apalagi melihat orang tua siswa yang merasa puas dengan melihat kemajuan putra-putrinya yang cacat bisa melakukan sesuatu seperti anak normal lainnya, murid-muridku tunarungu bisa berbicara walaupun tidak bisa senormal anak normal lainnya, murid-muridku yang lain bisa bertanya, dan dapat mengungkapkan apa yang disuka dan yang tidak disuka. Aku ingin murid-muridku bisa tersenyum menikmati pendidikan yang mereka dapat, walaupun materi pelajaran yang mereka terima tidak sama dengan pendidikan untuk anak normal.
Waktu begitu cepat berlalu. Kesejahteraan guru mulai menjadi perhatian saat ini. Tahun 2011 aku dipanggil mengikuti beasiswa kuliah Pendidikan Profesi Guru (PPG). Kuliah pendidikan profesi guru (PPG) adalah salah satu syarat untuk mendapatkan tunjangan profesi. Selama enam bulan aku mendapat bekal pendidikan, tiga Bulan melakukan praktik pengalaman lapangan mengajar, dan tiga bulan berikutnya kami harus membbuat laporan selama mengikuti perkulihan. Pendidikan profesi Guru (PPG). Tahun 2012 perkuliahan selesai dan kami diwisuda, Kembali aku masuk sepuluh besar mahasiswa terbaik selama kuliah di PPG UPI Bandung. Tahun berikutnya aku mendapatkan tunjangan profesi yaitu tunjangan sertifikasi sampai sekarang. Menjadi guru sekarang adalah sebuah kebanggaan, profesi guru sekarang bisa disejajarkan dengan profesi lainnya.
Bersyukur aku tinggal di provensi Jawa Barat, Pemerintah provinsi Jawa Barat. memberikan tunjangan perbulan selain gaji sebagai PNS kepada guru SLB dan PNS-PNS di lingkungan provinsi Jawa Barat lainnya. Aku juga bisa berkeliling seluruh Indonesia dengan seringnya dipanggil oleh Direktorat Pendidikan Khusus dan Menengah Jakarta untuk mengikuti Bimtek, workshop, dan penataran-penataran. Bahkan studi banding ke luar negeri. Untuk menambah wawasanku tahun 2015 aku mendaftar sekolah pasca sarjana di Universitas Islam Nusantara Bandung, tahun 2018 aku lulus dan resmi menjadi seorang Mangister Pendidikan dengan predikat Cum Laude.
Dari semua pengalaman yang
saya alami selama menjadi guru dapat saya simpulkan,
jangan pernah merasa putus asa, tetap berusaha, berdoa dan lakukaan semua dengan iklas dan ridho, serta cintailah pekerjaan kita dengan tulus. Salah
cerita nyata dihidupku .. selamat membaca
ReplyDelete